Kisah Inspiratif Dua Pengusaha Sukses TEMPO.CO, Jakarta –
Perubahan zaman adalah sesuatu hal yang tidak dapat terhindarkan. Zaman yang terus berkembang dan berubah mempengaruhi pengusaha. Seorang pengusaha harus jeli melihat pasar sesuai zamannya. “Seorang pengusaha harus melihat perkembangan zaman,” kata motivator Andrie Wongso di Convention Center SME Tower Gatot Subroto, Jakarta, Rabu, 21 November 2012.
Andrie mencontohkan pengalamannya sebagai seorang penjual kartu motivasi sekitar tahun 1980-an. Ia sering ditolak dimana-mana. Ketika kartunya diterima, perkembangan zaman mengharuskannya mengubah jenis usahanya. Maklum saja, perkembangan teknologi tahun 90-an membuat kartu-kartunya tersingkir. “Tahun itu, sudah mulai ada gadget, dan alat elektronik. Akhirnya kartu saya pun enggak laku lagi,” katanya. Namun ia tidak kehabisan akal.
Andrie mengalihkan usahanya dalam hal memotivasi dan berbicara di hadapan orang banyak. Usahanya menjadi sukses hingga kini. Ia pun menjadi seorang motivator yang disegani. Pengalaman tentang perubahan zaman lain diceritakan pula oleh CEO Seven-Eleven Indonesia, Hendri Honoris. Ketika itu, usaha keluarga Hendri sudah cukup sukses dengan memiliki gerai Fuji Film di beberapa kota di Indonesia.
Akhirnya dunia digital datang. “Setelah ada camera digital, sekarang sudah sedikit sekali orang mencetak foto-foto mereka. Sehingga kami terpaksa menutup satu-persatu gerai kami,” katanya. Namun kebangkrutan Fuji Film, semakin mendorongnya berusaha mencari inovasi baru. Dengan melihat kebiasaan masyarakat Indonesia yang suka nongkrong, ia membuka usaha bidang outlet Seven-Eleven. Pasar ternyata menyambutnya dengan baik. Walau di Indonesia baru ada di Jakarta saja, keluarga Hendri sudah memiliki sekitar 90 buah outlet.
Andrie mengatakan kegagalan berkali-kali yang sering dihadapi para wirausahawan seharusnya menjadi sebuah motivasi bagi pengusaha. Pengusaha harus mengevaluasi usahanya. Dan mungkin saja, kagagalan tercipta karena perkembangan yang memang tidak bisa dihindari. “Jadi untuk tetap bertahan, harus dilakukan inovasi. Kalau tidak usahanya akan mati,” kata pria yang tidak tamat sekolah dasar ini.